Kamis, 13 Mei 2010

Task Force Garuda 101 Garuda. Chapter 14

BAB 14: Masuknya Pesawat Musuh.



Join Operation Command (JOC) Control Room
Jakarta
1500 Hours Local Time

“Mayor, sebuah obyek muncul di radar, kemungkinan pesawat tidak dikenal”
“kamu yakin?”
“benar pak, titik ini sudah muncul dari 10 menit yang lalu”
“Letnan, sambungkan dengan Kolonel”

Mayor Setyo menelpon Kolonel Subagyo atasannya. Setelah telpon ditutup, beberapa menit kemudian Kolonel Subagyo masuk. Ia langsung berbicara


“sudah kamu cek keberadaan obyek tersebut?”
“belum pak.”

Tiba-tiba titik tersebut menghilang. Titik yang tadinya terus berkedip di layar, tiba-tiba menghilang.

“aneh, coba kirim unit pengintai. Cek apakah benar disana ada sebuah pesawat asing”

“baik pak”

Sersan Satu Dona langsung menghubungi KRI Hatta yang langsung mengirimkan 2 buah F-18 untuk mengecek keberadaan pesawat. Juga Penerbal mengirimkan CN235 MPA untuk memastikan apakah pesawat asing itu menerjunkan sesuatu ke laut.



C-130
Indonesia Air Space

(dialog dibawah dalam bahasa malaysia)

“1 menit lagi sodara-sodara, kita akan terjun langsung ke air”
“siap pak!”
“ingat, jangan lupa. Begitu masuk ke air, langsung menyelam. Jangan keluar dulu karena bisa dipastikan Pesawat Musuh akan melakukan pengecekan”

20 orang anggota TDLM Paskal Unit Satu Pleton Bravo akan segera terjun di laut Indonesia. Mereka akan masuk ke Kalimantan Barat untuk menyabotase Pangkalan Udara Supadio, tempat skadron-skadron tempur Sukhoi, F-16 dan Hawk, serta Skadron 21 yang berisi Tu-95 dan Skadron 22 yang berisi

Tu-160. Bila mereka berhasil menyabotase Pangkalan Udara tersebut sampai pesawat-pesawat itu tidak bisa mengudara untuk sementara waktu. Maka Malaysia akan bebas masuk ke Kalimantan dan wilayah udara Indonesia. Bahkan Pesawat-pesawat dari Hasanuddin pun tak akan sempat menahan Malaysia.

“Green Light!”

Satu persatu prajurit Paskal terjun. Mereka langsung masuk ke air. Dengan cepat C-130 tersebut memutar arah setelah semua penumpang diterjunkan. Para prajurit paskal yang sejak awal sudah menggunakan alat untuk menyelam, langsung menyalam agar tidak terlihat. Benar saja, 10 menit kemudia sebua CN-235 lewat. Pesawat tersebut berputar-putar di area tersebut sampai sekitar 5 menit. Lalu 2 buah F-18 lewat dan langsung memutar. CN-235 itu juga langsung memutar pergi. Mereka sudah aman.

“Oke, Mari bergerak.” Teriak komandan mereka



JOC, Control Room
1800 Hours, Local Time

“Kolonel, berita buruk”

“ada apa Letnan?”

“Saya baru saja menghubungin kontak saya di CIA dan BIN, Informasi yang saya terima, Malaysia berencana melakukan sabotase pada Pangkalan Udara Supadio. Mereka kemungkinan akan menyusup lewat laut”

“Kamu yakin dengan informasi tersebut? Apakah bisa dipercaya?”

“saya yakin sekali, Senior Saya di Departemen Pertahanan juga memberikan Informasi yang sama”


Kolonel Subagyo berdiri, ia berwajah tegang, ia langsung memanggil Mayor Setyo dan langsung mengatakan

“kita kecolongan, pesawat tak dikenal tadi yang muncul di radar pasti punya Malaysia. Mereka pasti sudah menerjunkan pasukannya untuk melakukan Infiltrasi lewat air menuju Supadio”
“Kalau begitu kita harus mencegat mereka juga memberitahukan Supadio pak”

“Letnan hubungi KSAU, beritahu keadaan sekarang. Sersan, Hubungi Komandan Supadio, perintahkan ia untuk menyiapkan Paskhas untuk mempertahankan Pangkalan Udara. Kopral, Pankopsau I, beritahu keadaan sekarang serta hubungi Pangkohanudnas, beritahu bahwa sebuah pesawat Musuh baru saja memasuki wilayah udara Indonesia. Mayor, hubungi Kapten Andra. Aku ingin ia dan timnya malam ini juga sudah berada disini”

“Siap Pak!” semua menjawab bersamaan dan langsung menjalankan tugas masing-masing.


Ciputat City. Tangerang Selatan
1815 Hours, Local Time

Andra sedang memasak di dapur, ditemani oleh Anjingnya, Rory. Ia sudah lama merindukan rumah. Ia berencana menghabiskan malam ini dengan makan malam dan menonton dvd bersama Tunangannya, Lyla. Atau lebih tepatnya, Letnan Satu (Pnb) Lyla.


“Aku Pulang.”
“Hei, sudah pulang. Sebentar, aku lagi masak makan malam.”
“oh oke, aku mandi dulu deh”
“siip”

Dalam 15 menit, makanan sudah selesai. Lyla juga sudah selesai mandi. Mereka segera makan bersama.

“Gimana kerjaan hari ini?”
“yah biasa, aku dapet perintah patroli sampai perbatasan singapur, tapi toh gak ada apa-apa disana.”
“hahaha.. enak ya kerjaan kamu, bisa jalan-jalan jauh banget. Pagi di Jakarta, Siang tau-tau udah di singapur.”
“hihi.. makanya, jadi pilot dong”
“Kring Kring”

Handphone Andra berbunyi
“Halo, oh, siap pak. Baik pak. Saya segera kesana sekarang”

Setelah memutuskan sambungan, ia langsung menelpon Tondi

"Ton, kamu telpon yang lain. Kumpul di JOC sekarang. Perintah Subagyo”
“Siap, emang ada apa?”
“gak tau, suruh pada bawa gear. Yang ringan aja”
“oke”

Andra menutup telpon dan menoleh kepada Lyla yang tersenyum


“sayang, maaf ya. Kamu....”
“iya.. udah kamu berangkat sekarang. Kabarin aku ya kamu lama apa nggak. Kalo lama nanti aku sekalian bersihin rumah kamu”
“oke, makasih ya. Nanti aku kabarin”

Andra mengecup Lyla. Ia segera ke gudang di samping kamarnya. Membawa beberapa perlengkapan yang diperlukan. Memasukan ke dalam mobil. Lalu masuk lagi mengganti bajunya dengan seragam dan mengambil ID cardnya. Dan ia langsung naik mobil dan segera berangkat ke JOC yang berada di suata tempat di Jakarta.

3 komentar:

abhi mengatakan...

pergerakan musuhnya jangan diceritain mestinya

Jalu A. mengatakan...

klo bikin cerita jangan dari 1 sudut pandang bhi. coba liat harry potter. dari sisi voldermortnya juga ada kan.

abhi mengatakan...

maksudnya jangan terlalu jelas
dibikin agak misterius gitu