Senin, 29 Maret 2010

Task Force 101 Garuda. Chapter 8

BAB 8 : Konfrontasi di Tanah Borneo

Jakarta, Indonesia
20 jam yang lalu

Kolonel Subgayo sedang melangkah menuju kantor presiden. Ya, ia sedang berada di istana Negara untuk melaporkan hal yang sangat penting Panglima TNI, serta Kepala Divisi Intelejen Mabes TNI.

Begitu sampai di depan ruangan, ia langsung di izinkan masuk oleh paspampres.

Di dalam, Presiden duduk dengan wajah tenang. Disampingnya, berdiri Menteri Pertahanan.

“langsung saja jelaskan duduk permasalahan”
“baik pak, merujuk pada operasi yang dilakukan satuan khusus TNI di wilayah Malaysia tempo hari yang lalu, Malaysia yang merasa tidak diterima langsung melakukan penyerangan balik. Mereka menghujani pos-pos berbatasan dengan artileri mereka. Intel Mabes TNI serta BIN juga melaporkan bahwa dalam waktu dekat ini mereka akan mendeklarasikan perang, tetapi mereka menunggu kita menyerang balik. Kemungkinan Australia akan turut membantu.”

Presiden terdiam, ia mengerti keadaan yang sedang terjadi.


“Bagaimana kesiapan TNI?”
“Kodam Tanjungpura sudah menyiapkan Satuan pemukul Yonif Raider 600. PPRC kostrad juga sudah disiagakan. Kapal selam sudah di sebar di lautan sekitar. Serta Pesawat Tempur F-18 yang berada di KRI Soekarno sudah terbang berpatroli di sana. Artileri Medan sudah di gelar di sepanjang perbatasan. TNI-AU sudah menyiapkan pengebom strategis TU-95 siap berangkat kapan pun anda memberi perintah pak”
Panglima TNI berujar Mantap.”

“baiklah, kalau mereka mau perang, kita buktikan kita bisa. Bagaimana rencana kalian”

Panglima TNI langsung membuka berkas didepannya lalu menjelaskannya kepada presiden.

“Kita akan mengaktifkan Operasi Satu Borneo. Tahap pertama, Kita akan mulai dengan menggempur Malaysia yang akan dilaksanakan oleh Batalyon Artileri Medan 16/105 Tarik, lalu begitu malaysia memutuskan menyerang, bisa pastikan mereka pasti akan melakukan pengeboman lebih dahulu. Kita akan kosongkan dulu daerah-daerah yang akan mereka bom. Begitu mereka memasukan infantri dan kavaleri darat mereka. Raider 600 yang diberbantukan satuan lainnya akan menahan mereka sementara sampai PPRC diterjunkan. Setalah itu kita masuk tahap kedua, TU-95 dari Skadron 21 akan berangkat dari Supadio. Mereka akan dikawal Su-30 dari Hasanudin yang sekarang sudah dipindahkan dan standby di Supadio serta F-18 dari KRI Soekarno dan KRI Hatta. Kalau ada Pesawat Malaysia yang masuk, S-300 siap menghadang bersama S-60. Beberapa korvet, Friget dan destroyer berpatroli disekitar selat malaka, kalau-kalau Malaysia bermaksud membuka front di sumatra. Skadron 12 di airbase pekanbaru sudah mensiagakan pesawat tempur Hawk”

“Oke, saya setuju rencana ini. Laksanakan Operasi Satu Borneo.”
“Siap Pak!”

Kolonel Subagyo dan yang lainnya segera berangkat ke Mabes TNI, mereka akan mengatur segala operasi dari sana.

Sesampai di Mabes, Panglima TNI tak menunggu lama lagi, ia langsung memerintahkan artileri untuk menyerang, lalu setelah itu segera mengosongkan area agar mereka tak jadi sasaran pengeboman malaysia. Kolonel Subagyo pun langsung berangkat ke Bandara Halim perdana kusuma.

Supadio Airbase
2100 Hours


“Cepat! Cepat! Semuanya segera masuk pesawat! Cepat! Dam, ayo cepat, kita harus segera berangkat sekarang!”
Letnan Satu Adam pun langsung berlari begitu diteriaki oleh Mayor Jono”

“iya pak, maaf. Tadi saya kebelet”
“halah kamu ini, bikin malu aja, liat tuh para pilot sukhoi aja udah siap dari tadi”
“iya pak maaf, hehehe..”
“sudah cepat ayo”

Lettu Adam langsung duduk disebelah Mayor Jono di dalam kokpit Tu-95 Bear.

Radio menyala, menara kontrol mengizinkan Skuadron 21 “Beruang Madu” untuk mengudara

“all system check, we’re ready to go”

Satu persatu pesawat Tu-95 mengudara. Skadron 21 terdiri dari 3 flight yang berisi masing-masing 5 pesawat. Berarti ada 15 pesawat Tu-95 yang mengudara malam itu.
Setelah deretan Tu-95 habis, Su-30 langsung menyusul. Skadron Udara 11 menurunkan 2 flight yang berisi 10 pesawat Sukhoi untuk mengawal Tu-95. Bila terjadi sesuatu, masih ada bantuan F-18 Hornet milik TNI-AL.

“Bear one, this is Coyote six. Keep straight to the norteast, we’re in the right way”
“Copy that, Dam, lurus aja. Cek ketinggian juga.”
“Bear one, if something happen to us and all of the flanker gone, F-18 Hornet from Navy will replace our position, they will escort you out of malaysian airspace.”
“Roger that, Bear one out”

Mayor Jono tegang.komandan flight sukhoi yang posisinya tepat di sebelah kirinya terlihat tegang dari suaranya. Ia merasa misi kali ini berbahaya. Ia bahkan tidak yakin bisa selamat. Belum lagi dengan kondisi pesawat yang sudah lama sekali tidak dipakai dalam operasi yang sesungguhnya, juga dengan sistem yang sedikit ketinggalan jaman. Ia hanya berharap tidak akan terjadi apa-apa dan ia dapat pulang ke keluarganya.


Perbatasan Indonesia-Malaysia
2130 Hours


“Ayo semua, kosongkan tempat ini. Sudah cukup gempurannya, kita harus pergi kalau tidak nanti mereka keburu membalas gempurannya. Ayo cepat!”

Terlihat Letnan Kolonel Baharudin berteriak-teriak.

Setelah semuanya kosong, ia langsung naik salah satu mobil dan menuju pusat kontrol yang jaraknya 10 km dari perbatasan.

“Hei sersan, ada kabar terbaru?”
“Jakarta sudah mengkonfirmasi pak, Malaysia mendeklarasikan perang terbuka. Mereka akan menembakan artileri mereka kira-kira…… sekarang.”

Benar saja, dari jauh terdenger suara ledakan-ledakan. Artileri malaysia terarah ketempat yang tadinya penuh dengan TNI, tanpa mereka ketahui bahwa tempat itu telah dikosongkan.

“sekarang kita tinggal berdoa PPRC dan Raider tepat waktu, kalau tidak, kita yang habis”


Markas Batalyon Infantri Raider/600
2135 Hours


“Pleton A bersama Letnan Jos, Pleton B bersama Letnan Gibran, Pleton C sama Letnan Joshua”
Kapten Roger seorang veteran yang berumur 39 tahun, memerintahkan anak buahnya untuk segera berbaris sambil menunggu heli penerbad menjemput. Kapten Roger merasa senang sekali mendapat perintah operasi, karena ia merasa, prajuritnya sudah merasa bosan karena tidak ada perintah operasi setahun belakangan ini.

Tak lama kemudian, Belasan Heli Mi-17 muncul.

“Semuanya ayo masuk, kita harus cepat. Kalau tidak teman-teman kita bisa dibantai du luan oleh cecunguk-cecunguk malaysia itu.”
“SIAP PAK!”

Maka prajurit Raider pun segera berangkat menuju daerah konflik di perbatasan.


Jakarta, Halim Perdana Kusuma Airbase
1900 Hours


Kolonel Subagyo sedang berbincang dengan salah satu temannya, Kolonel Frans

“kamu yang mimpin pasukan?”
“iya, kebetulan kan Divisi 1 yang lagi giliran jadi PPRC, makanya aku disuruh atasan buat mimpin pasukan”
“yaudah, yang penting kamu dan anak buahmu harus selamet ya. Jangan sampe ada apa-apa.”
“iya, pasti. Udah ya, aku harus berangkat sekarang. Tuh anak-anak udah pada masuk pesawat semua”


Kolonel Frans langsung masuk ke salah satu pesawat C-130.

“Pilot, semua sudah lengkap, ayo kita berangkat”

Tiba-tiba salah satu sersan bertanya,
“pak, berapa banyak yang harus kita lawan?”
“aku gak tau, sudah, pokoknya pastikan kamu tembak semua musuh didepan kamu.”
“iya pak, tapi saya tegang”
“gimana sih kamu, katanya dari kemaren gak sabar pengen terjun di operasi sebenernya.”
“iya pak, tapi saya belon pernah nembak orang”
“udah-udah, nanti juga terbiasa kok”

Frans menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan anak buahnya.
Dan pesawat pun sudah berada di udara menuju Kalimantan Timur

Minggu, 28 Maret 2010

Task Force 101 Garuda. Chapter 7

BAB 7 : Baku Tembak dan Maut Mengancam

Andra membuka pintu, ia melihat 1 orang membawa AK. Orang itu sadar akan keberadaan Andra dan langsung mengangkat AK-47 miliknya. Andra dengan sigap langsung mencabut pistol P226 di kakinya dan meletakan 2 peluru 9mm ke dada orang tersebut. Sayangnya, orang tersebut sempat melepas tembakan walau tidak mengenai Andra. Akibatnya seluruh desa terbangun dan mereka menyadari adanya tamu tidak diundang dan langsung menembaki.

“Open fire! Mission compromised!”

Brad, Abhi dan Hari yang berada di luar Rumah langsung mengambil posisi berlindung. Mereka dihujani peluru kaliber 7.62 dari AK-47. Mereka membalas tembakan dan berhasil menjatuhkan beberapa musuh yang berada di atap. Tiba-tiba terdengar suara Senjata RPK yang khas menyalak. Brad yang membawa Senapan Mesin Minimi pun langsung membalas tembakan RPK tersebut.

Di dalam, Andra dan Tondi pun terlibat dalam baku tembak. Ternyata benar dugaan mereka, rumah itu penuh dengan para petinggi abu saif. Sambil menjatuhkan musuh satu persatu, mereka berdua maju terus mendekati ruangan paling ujung. Sampai disana, ruangan itu kosong. Dia bisa melihat melewati jendela, sebuah mobil dengan penumpang yang berwajah sama dengan foto target yang diberikan kepada Andra. Mobil itu pun langsung pergi. Andra langsung mengontak Yudha.

“Yudh, Musuh Kabur lewat sebelah timur posisimu, cegat dia”
“Diterima, melakukan pencegatan”

Yudha dan Rama pun langsung bergerak menuju posisi tepat di bawah kaki bukit. Disana mereka melihat Mobil yang disebut. Yudha membidik Ban depan dan Rama membidik Kap mesin.

************



Di dalam desa, Andra dan timnya tertekan. Mereka harus bergerak, kalau tidak mereka akan benar-benar dihujani peluru tanpa henti.

“Semuanya, kita bergerak keluar satu-persatu. Brad, Cover Fire!”
“Ya pak!”
“oke, Tondi, kamu duluan, sekarang!”

Brad langsung menghujani rumah di depannya yang penuh dengan musuh dengan peluru dari senapan mesinnya. Tapi makin lama, musuh makin banyak.

Andra langsung menghubungi Alex

“Eagle One, we need support. We can’t move out”
“roger that, stand by”

Tak lama kemudian, Alex dan timnya langsung datang. Mereka langsung membantu Andra dan timnya.

“Abhi, giliranmu! Cepat!”

Abhi langsung berlari. Setelah aman, Andra langsung memerintahkan Hari. Lalu dia akhirnya lari hingga tinggal Brad yang masih tertinggal.

“COVER FIRE!! BRAD! LARI SEKARANG!”

Brad lari, tapi sebelum itu, ia sempat melempar granat kearah rumah tersebut.

“DUAR!”

Setelah Brad berhasil lari, mereka semua langsung berlari keluar dari desa tersebut. Begitu agak jauh dari pintu masuk desa tersebut, Andra langsung berujar kepada Alex untuk meledakan bomnya

“alex, blow it! Now!”
“BUMMMM!”

Alex meledakan C4 yang sudah diletakan di jalan masuk desa.




“Ayo Semua, kita susul Yudha dan Rama! Alex, I’m gonna pick up my snipers. They got my package”
“All Right, I’m gonna call the base so they can pick up us now”
“Roger that, My Guys, Let’s go!”

Andra langsung berlari kearah kaki bukit. Sampai sana ia melihat 2 orang berdiri dengan senyum dan 1 orang terikat dengan kepala ditutup kain.

“pak, ini target kita”
“bagus, ayo bawa kesana. Sebentar lagi helicopter akan menjemput”

Setelah kembali ke posisi awal, Task Force Garuda dan SEALs menunggu helicopter sambil membalas beberapa tembakan yang ditembak dari arah desa. Ternyata para milisi tersebut belum menyerah. Mereka kelihatannya sadar bahwa salah satu pimpinan mereka dibawa oleh pasukan asing.

15 menit kemudian, 2 helikopter UH-60 Blackhawk dari satuan 160th SOAR datang.

Di dalamnya sudah ada penumpang 2 orang dari SEALs, 1 orang dari BIN dan 1 orang dari CIA.

“Kapten Andra, perkenalkan, nama saya Steven, saya kontak BIN di Afghanistan. Dan ini Kort dari CIA. Ayo segera masuk, saya akan menjelaskannya di dalam.”

Andra langsung memasuki helicopter

Sabtu, 27 Maret 2010

Task Force 101 Garuda. Chapter 6

BAB 6 : UNITED STATES NAVY SEALs


‘”NGUUUUUNGGGG”


Suara mesin pesawat C-130 Hercules berdengung kencang. Membuat sulit mendengar apapun kecuali suara mesin pesawat itu sendiri untung ada alat komunikasi sehingga para penumpang tidak perlu berteriak hanya untuk menanyakan jam atau sebagainya.

Andra dan pasukannya tahu bahwa misi kali ini hampir dapat dipastikan akan terjadi baku tembak yang sengit. Karena perintah mereka hanya 1, bawa pulang komandan Abu Saif untuk operasi di Asia tenggara, hidup atau mati. Orang itu tidak diketahui namanya, tidak diketahui posisinya, bahkan pergerakan sangat sulit di lacak. Tapi akhirnya BIN berhasil menemukannya.

“One Minute”

Co-Pilot berujar, jump master pun berdiri, di depan pintu yang sudah terbuka. Sambil membimbing pasukan untuk terjun.

“Ting” lampu berubah jadi Hijau, semua terjun satu persatu di ketinggian 40.000 kaki.

Malam yang gelap membuat bahkan tak satupun Taliban melihat bahwa ada lelaki-lelaki yang datang dari jauh sedang mendarat dengan suksesnya di tengah lapangan kosong di kaki gunung. Ya, mereka telah sampai di tanah Afghanistan. Misi baru saja dimulai.

“Eagle One to Garuda One”

Radio yang dibawa Brad berbunyi, dan langsung dijawab

“Eagle one, this is garuda one. We need your location”
“roger that, do you bring your Night Vision Goggle?”
“Yes”
“We’re gonna turn our IR device on, check out your north”

“Roger that. Standby”
“Pak, mereka di arah utara, mereka sudah menyalakan strobe infra merah.”
“oke tunggu”

Andra langsung memasang pvs/14 dan melihat cahaya infra merah memancar

“oke, kita datangi mereka. Semua, ayo bergerak!”
“Baik!”

Brad langsung menjawab radio lagi

“Eagle one, we’re heading to you. ETA 5 Minutes. Garuda one out!”

Tim langsung bergerak menuju utara, dan akhirnya mereka bertemu pasukan khusus angkatan laut amerika ini yang sering sekali terlihat di film-film hollywood.

Terlihat ada sekitar 8 orang anggota SEALs. Andra langsung berbicara dengan komandannya, Letnan Alex.

“What’s the situation?”

“Those Abu Saif guy is now on a meeting on a village near here. About 2 clicks to the east. I suggest we move now so we can be there at least at 0400 hours. And if we fast enough, we’ll be out at 0600 hours.”

“Roger that. I think that plan will work. All right, let’s move!”

Akhirnya mereka bergerak dengan berjalan kaki. 2 kilometer mungkin bagi orang biasa terasa jauh untuk berjalan kaki, bagi mereka? Itu baru pemanasan. Untung saja saat itu adalah malam hari, sehingga mereka tidak harus menghadapi cuaca panas.

*************

Tanpa terasa, mereka sampai juga di desa tersebut. Dan ternyata mereka sampai lebih cepat. Yaitu jam 03.30. mereka semua memasang posisi mengintai, desa itu berada di lereng gunung, yang artinya sedikit jalan masuk dan keluar.

“dude, come here. Here’s my plan. We must have positive ID on the target, so I already put my sniper on the top of that hill. If confirmed, you and your team will go inside, my team will do backup and we’re gonna plan some explosive, so that will give you extra time to escape”
“That’ll work.”

Akhirnya, tepat jam 04.00, Sniper memberi konfirmasi bahwa target berada di desa itu. Andra dan timnya lalu segera memasuki desa itu. Dalam diam dan sunyi, membelah gelap. Ia bisa melihat rumah yang berada di tengah menyala lampunya dan ada 4 penjaga, 2 di pintu dan 2 di atap. Ia berpendapat, disanalah para petinggi Abu Saif sedang berkumpul

Ia memerintahkan Rama dan Yudha untuk menghabisi penjaga di atap rumah dahulu. Penjaga pintu biar ia dan Tondi yang menghadapi.

“Zep.”,”Zep”

2 penjaga yang berada di atas atap tewas seketika. Andra dan Tondi pun mendekat ke rumah penjara tersebut, sambil mencabut pisau. Abhi dan Hari serta Brad sudah membidik dari jauh, kalau-kalau penjaga-penjaga tersebut sadar.

Dan Andra dan Tondi pun mulai mengangkat pisau mereka, masing-masing menengendap-endap dibelakang penjaga di depan pintu, mereka lalu mendekatinya

“Sreet..” hilang sudah 4 nyawa malam itu.

Jumat, 26 Maret 2010

Task Force 101 Garuda. Chapter 5

BAB 5 : Pembantu Letnan Toni dan Sersan Kepala Brad

“DAR!”

Suara tembakan senapan berbunyi nyaring di pagi hari. Tepat di taman makan pahlawan, terlihat sebuah Peti Mati diangkat oleh prajurit Kopassus. Hari ini adalah hari pemakaman Sersan Kepala Toni. Lebih tepatnya Pembantu Letnan Dua Toni. Ia mendapatkan kenaikan pangkat Anumerta 2 tingkat dan mendapatkan berbagai penghargaan.

Terlihat di juga keluarga Toni. Istrinya yg sedang menangis, serta anak lelakinya yg berumur 10 tahun dengan tegar menatap ke arah peti mati. Ya, ia sudah memutuskan saat itu juga, bahwa ia kalau sudah besar akan meneruskan jejak ayahnya dan bergabung dengan militer. Komandan Upacara terlihat adalah Danjen Kopassus, Brigjen Yusran.
Lalu terlihat juga barisan Task Force 101 Garuda. Sedikit aneh memang karena barisannya berwarna warni. Ada yang menggunakan PDU AL dan baret marinir, ada PDU AD, PDU AU dan berbagai macam baret satuan khusus.

Setelah upacara selesai, Andra tiba-tiba didatangi Kolonel Subagyo yang pagi itu mukanya terlihat garang, tegang tapi tersirat kesedihan

“Dra, misi baru, kamu dan timmu bsok malam akan berangkat. Besok pagi sudah kumpul di markas ya. Oh ya, ada anak baru pengganti Toni”
“Baik pak”

Secepat itukah? Toni berpikir bahwa yang dihadapinya kemaren ternyata suatu kekuatan yang besar. Ia tak menyangka bahwa negara tetangga ternyata bekerjasama dengan kelompok teroris. Saat ini juga Tim-tim sandhi yudha kopassus sudah dikirim ke tempat Andra bertempur kemaren untuk mecari informasi dari masyarakat sekitar, dengan sandi Operasi Babi Hutan.

Ia memikirkan semalaman, akan dikirim kemanakah ia besok. Walaupun akhirnya ia tertidur juga.

********

Esok pagi-pagi sekali ia sudah sampai di markas. Semua juga sudah berkumpul di briefing room. Dan ia melihat 1 wajah asing, duduk dan diam saja. Sampai akhirnya Kolonel Subagyo masuk.

“Semua, misi kali ini akan berat dan sangat jauh dari rumah. Misi dengan tingkat kerahasiaan tinggi. Kalau misi gagal, negara tak akan mengakui kalian tapi kami akan memulangkan kalian lewat jalur belakang. Bila ada yang keberatan, silahkan keluar.”

Semua diam, mereka tahu bahwa perintah tak bisa ditolak

“Bagus, kalian akan dikirim langsung ke Afghanistan. Kalian akan terjun HALO di Provinsi Kunar, disana nanti, akan ada unit US SEALs yang akan menanti kalian, ini akan menjadi Join Ops. Misi kalian adalah menangkap Tokoh Abu Saif yang bertanggung jawab di wilayah Asia Tenggara, dia berada di sebuah desa di asadabad. Kalian bawa dia hidup atau mati. Setelah misi selesai, kalian kembali ke base milih amerika dulu. Baru setelah itu, C-130 akan menjemput kalian. Ada pertanyaan?”

Semua terdiam, bagi mereka sudah jelas semuanya.

“Bagus, Semoga beruntung, Tuhan menyertai kita semua. Dan satu lagi, ini adalah Sersan Kepala Brad, Ia adalah anggota baru di Task Force ini. Ia dari Sat-81 Kopassus”

Lalu setelah saling berkenalan, Andra berujar.

“baik semuanya, ambil gear kalian. Pakai seragam Standar DPM”

Semua menuju ruang ganti. Andra pun mulai mengenakan Jaket PCUnya, lalu mengenakan Duty Belt yang sudah dicantoli bermacam-macam Pouch kecil. Ia mulai menggunakan Soft Armor PACA dan MBSS dengan. Lalu memasukan berbagai macam peralatan yang dibutuhkan, Amunisi, Air minum, Tabung Suar, Pisau, Granat, set pakaian ganti, dan lain-lain. Ia menyalakan Radio dan berujar

“semua, set radio kalian di Channel 25”

Setelah itu menyambungkan Radio PRC148 nya dengan PTT yang tersambung ke Headset MSA Sordin. Dan mengenakan Helm Mich 2000 dengan NVG Mount dan aksesoris lainnya.

Dan tak lupa, ia mengenakan Lambang Task Force Garuda berupa Garuda yang membawa Pedang dan dibelakangnya ada Perisai dan Jangkar. Ia kenakan di lengan kiri, dan Bendera Indonesia di Lengan Kanan.

Ia mengambil Oxygen Masknya untuk dikenakan saat terjun. Ia juga sudah menyelotip semua peralatan yang berpotensi untuk jatuh saat terjun. Ia siap, ia tahu bahwa misi kali ini, misi ke 3 mereka di Afghanistan, akan menjadi misi paling berbahaya.

Ia siap…

Rabu, 24 Maret 2010

Task Force 101 Garuda. Chapter 4

BAB 4 : LZ DELTA

“Sniper, arah jam 2. Ton, ledakin saja dia”
“siap pak”

Tondi mengarahkan pelontar granatnya. Setelah sudutnya pas. Ia menekan pelatuknya

“PLUNG”
“BUM”

“Target sudah di eleminasi pak”
“Bagus, Don! Bagaimana keadaan Abhi?” Andra sedikit panik, ia tidak meyangka akan ada yang terluka pada misi yang seharusnya mudah ini.

“tidak masalah pak, lukanya tidak mengenai organ vital”
“Maaf pak, saya tidak melihat, saya tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi pak” Abhi memperlihatkan penyesalannya yang terdalam, ia tidak meyangka akan tertembak

“tidak masalah, kita harus berge….. AWAS RPG!!!!”
“DUAAAAAR!!”

RPG Meleset. Rama yang melihat posisi musuh, langsung membidik kepalanya dengan M14-nya. Tapi ia tidak meyangka bahwa di depannya ada sangat banyak sekali musuh. Jelas sekali pasukan malaysia tersebut memutar arah sehingga dapat mendahului mereka.

“buat perimeter! Kita akan mundur ke kanan perlahan-lahan.”

ZEEEEP…

Toni tewas di tempat. Sebuah peluru kaliber 5.56 dari Steyr AUG melesat masuk tepat mengenai kepala Toni.

“BRENGSEK!!! Semuanya!! Mundur ke kanan!! Kita giring mereka ke lapangan terbuka yang di depan sana!! Har, kontak markas, bilang kepada mereka kita butuh bantuan udara, 1 orang tewas, 1 orang terluka!”

“Baik!” Hari segera mengkontak markas dan berhasil

“Garuda one to Command, request air support immediately, Position, 5 clicks to the north from LZ Charlie”

“roger that, Hold your position, we’re sending 2 Falcon. Good luck”

“Pak, 2 F-16 menuju kemari.”
“Bagus, Ton, kamu pake M60, Ram, bawa tubuh Toni”

Pertarungan sengit pun berlanjut, pasukan malaysia tiada ampun terus menghujani Andra dan anak buahnya dengan peluru. Karin pun terbukti memiliki kemampuan tempur yang baik. Ia menjatuhkan sedikitnya 10 orang dengan tembakan di kepala.

Tak lama kemudian, 2 buah F-16 muncul

“Garuda one, this is Irish 1, do you read me”
“Irish one, this is Garuda one
”What do you got down there Captain?”
“we got enemies between tree line and yellow smoke”
“Roger that, we’re coming in hot”

“Yudh!! Nyalakan asap!”

Yudha pun melempar granat asap ke depan. Pilot F-16 melihat asap itu dan ia mengunci target. 4 buah misil pun meluncur.

“SEMUA!!! MENUNDUK!!”
“DUAR!!!”

“Garuda one, be adviced, we’re sending helicopters to pick you up. Hold your position, ETA 10 minutes, Irish 1 out”

****************

Semuanya terdiam, mereka tidak meyangka bahwa Toni gugur. Dengan peluru 5.56 menembus tepat dikepala. Bahkan ada yang diam-diam menangis. Terutama Doni yang merupakan sahabat baik Toni dari saat pertama mereka pertama ikut pelatihan Kopassus. Saat itu Doni belum mengenal siapapun, dan Toni yang pertama kali menyapanya.

30 menit kemudian, Dari kejauhan, suara heli terdengar, terlihat sebuah Helikopter Huey dikawal 2 buah Mi-35 Hind-E milik Penerbad. Huey pun langsung mendarat. Mereka semua ramai-ramai mengangkat tubuh Toni dengan Tandu. 2 buah Hind berputar-putar di sekeliling, berjaga kalau ada musuh.

Setelah semua naik, huey pun mulai mengudara lagi. Mereka tertegun sambil melihat padang rumput dibawah yang sudah hancur berantakan karena Misil AGM-65 Maverick yang diluncurkan F-16. Lalu mereka tiba-tiba saling menatap satu sama lain, lalu menatap Tubuh Toni. Mereka semua tahu, Indonesia tidak akan diam melihat salah satu prajurit terbaiknya gugur di medan perang.

Task Force 101 Garuda. Chapter 3

BAB 3 : Malaysia, Serawak.

“Nguuuuuuunggggg…..”
suara mesin pesawat begitu nyaring. Ya, pesawat C-130J yang membawa Andra dan anak buahnya sudah mengudara dan berada di di wilayah udara Malaysia. Tampaknya mereka lolos dari radar Malaysia.

“Two Minutes”

Andra pun menepuk Tondi yang duduk disebelahnya sambil memberitahu bahwa mereka akan terjun 2 menit lagi.

“One Minute”

Andra lalu menuju Pintu Hercules yang berada di belakang. Jump Master pun siap memberi aba-aba. Semua sudah berbaris rapih dalam balutan Flight Suit dan menggunakan Oxygen mask serta Helm.

Lampu pun berubah jadi Hijau. Satu persatu mereka melompat.

************************

Keadaan Hutan Borneo di malah hari sangat sunyi. Ditengah-tengah kesunyian itu, tanpa disadari, sudah ada beberapa lelaki yang malam itu sulit dikenali. Mereka bergerak secara sunyi dan diam, komunikasi dilakukan dengan radio. Ya, Task Force Garuda sudah berhasil terjun dengan selamat. Mereka lalu segera bergegas menuju Titik Pertemuan.
Setelah 2 jam berjalan kaki. Mereka sampai. Ternyata itu adalah tempat terbuka, di pinggirnya terdapat pondok kecil.

“Yudh, Kamu awasi pergerakan disana, Ram, kamu naik pohon itu, Yang lain, buat perimeter segera. Ton, kamu ikut aku”

Andra memberi perintah. Andra dan Tondi pun bergerak menuju Pondok. Disana ada seorang wanita menyandang AKS-74 yang menunggu.
Andra berujar “Mana Cendrawasih?”,”Kau sedang berdiri dihadapannya”
Mereka Terdiam. “Tak ada yang bilang kalau paket kita wanita” Tondi berujar. Padahal Tondi sebenarnya sedikit terpukau oleh wanita cantik di depannya.

“Berarti intel yang kau dapatkan salah. Kita harus bergerak sekarang. Aku mengira ada 1 batalion yang mengejarku dari pagi kemaren sore. Kita harus bergerak sekarang.”

Andra mengangguk, sambil memanggil Hari dengan Radio. “Har, kesini segera. Sambungkan aku dengan Markas”

“Garuda 1 to Command,”

“Pak, ini…” Hari menyerahkan Handset radionya.

“Lapor, Paket sudah diambil, dan siap untuk penjemputan.”
“Garuda, ada perubahan rencana, seperti tanpa kita ketahui, Abu Saif ternyata di sponsori oleh malaysia, dan yang mengejar kalian bukan militan, tetapi tentara Malayasia. AU akan memberikan bantuan Udara, Tapi kalian harus menuju LZ Delta”

“Tapi itu 5 jam perjalanan pak dari poin charlie!”
“AKU MENGERTI! Kalian harus mendekati perbatasan kalau ingin bantuan udara!”
“Baik, Dimengerti”
“Command Out”

Andra menggeleng-gelengkan kepala. Ia berpikir sejenak, lalu ia memencet PTT Headsetnya lalu berbicara “Semua kumpul disini, ada perubahan rencana”

Setelah semua berkumpul, Andra menjelaskan perintah dari markas. Dan setelah semuanya mengerti, mereka lalu segera bergerak menuju perbatasan, yang jaraknya 5 jam berjalan kaki.

“Namaku Kapten Andra” tiba-tiba Andra berujar di tengah jalan, padahal mereka tengah dikejar musuh, tapi masih sempat-sempatnya saja berkenalan.

“Aku Karin”
“Aku Tondi, Seorang Letnan Marinir, masih bujangan, berkelakuan baik, tidak minum, tidak merokok, siap nikah”
“aku Hari, masih bujang….”
“SUDAH-SUDAH! Dasar kalian ini tidak bisa liat perempuan sedikit saja!”
“heheheh… maklum bos, kita semua kan masih bujangan. Bos sih enak sudah punya tunangan. Seorang Pilot penerpang pesawat tempur lagi!”
“Ssst… sudah, ayo jalan lagi..”

Walaupun mereka adalah mesin pembunuh yang hebat, tapi tetap naluri lelaki mereka masih membara.

Tiba-tiba Abhi yang berada di posisi paling depan mengangkat tangan sambil menyuruh semua untuk merendahkan diri. Dia melihat sesuatu… atau seseorang lebih tepatnya.
Abhi mengambil Shotgun di punggungnya. Ia melihat rumput di depannya bergoyang. Ia siap menembak.

Dan benar saja, ia di depannya terlihat seseorang mengendong Steyr AUG A2 dan orang itu menyadari bahwa dirinya diincar. Ia mengangkat laras Senjatanya,

“DAAR”

Sayang sekali, ia kalah cepat dengan Abhi yang sudah duluan menembak shotgunnya.
Abhi memberikan tanda bahwa situasi sudah aman, ia menuju mayat di depannya.
Saat ia berdiri tiba-tiba..

“ZEP”

Abhi tertembak di bahu kanan.

Selasa, 23 Maret 2010

Task Force 101 Garuda. Chapter 2

BAB 2 : Abu Saif

Task Force Garuda yang Dipimpin Kapten Andra dan Lettu Tondi yang berasal dari Korps Marinir lalu Serka Toni dan Sertu Doni yang berasal dari Kopassus, Koptu Hari, Kopda Abhi yang berasal dari Kopaska, Praka Rama dan anggota baru yang bergabung 2 bulan yang lalu yaitu Prada Yudha yang berasal dari Den Bravo Kopaskhas, akan berhadapan dengan kelompok teroris Abu Saif. Sebuah kelompok teroris yang berpusat di timur-tengah dengan kekuatan menyebar di mesir,palestina,yaman dan libanon. Bahkan kekuatan mereka pun menyebar sampai filipina dan malaysia.

“1 menit”, pilot helikopter berujar. Mereka pun bersiap.

Akhirnya helikopter superpuma itu sampai tepat diatas gedung KBRI. Satu persatu pun mereka melakukan Fast Rope dengan cepat. Pasukan Hitam-hitam tersebut yang dipersenjatai dengan HK MP5A5 dan Pistol Sig Sauer P226, segera masuk dengan melewati kaca jendela lantai 2. Mereka melempar Granat Kejut dahulu lalu baru masuk. Dari dalam pun segera terdengar rentetan AK-47 yg khas lalu segera dibalas dengan suara MP5. Mendengar baku tembak itu, para kameraman dan fotografer pun langsung mengarahkan kameranya ke arah gedung, terutama pada jendela yang dijadikan jalan masuk pasukan anti teror indonesia tersebut. Setelah sekitar 10 menit, Pasukan tersebut keluar dengan membawa para Presiden beserta staffnya yang ditawan. Salah satu anggota pasukan berujar ke komandan tim penjinak bom dari satuan zeni tempur yang ikut “Ada bom di setiap lantai dan akan meledak 15 menit lagi.”

Tim penjinak bom pun segera masuk. Presiden dan staffnya setelah dipastikan tidak terluka, langsung dikawal oleh Sat-81 Gultor Kopassus menuju Bandara agar segera dapat kembali ke Indonesia, misi kali ini dinyatakan sukses dengan jumlah korban nihil. Dan teroris yang dinyatakan tewas adalah 10, atau semuanya. Atau lebih tepatnya, dianggap tewas.

Setelah kembali ke Indonesia. Anggota Task Force Garuda mendapat Cuti 1 bulan dari presiden, dan semuanya mendapat medali jasa. Presiden mengungkapkan bahwa Kelompok Abu Saif memang mengincar presiden Indonesia yang dianggap memerangi mereka. Dan presiden meyakinkan bahwa Abu Saif tidak akan bisa masuk Indonesia, atau bahkan melakukan perekrutan di Indonesia.

********************

Di sebuah penjara rahasia milik BIN. Kapten Andra menyaksikan suatu pemandangan yang agak memilukan. Didepannya, ada seorang yang berdarah,terikat di kursi dengan mata tertutup. Sesekali dia berteriak. Hal itu dikarekan orang didepanya yang ternyata seorang anggota BIN dengan code name : Abigail, sedang menyiramnya dengan air dengan kepala dibungkus kain. Orang itu sedang di interogasi. Dan ternyata orang itu adalah salah satu teroris yang menyandera Presiden tempo hari lalu.

Kolonel Subagyo yang mendapat kenaikan pangkat berujar, “Dra, kumpulin anak-anak. Aku mau ngasih kalian misi”,”misi apa pak?” ujuar Andra yang penasaran. “Aku mau kalian jemput informan kita di malaysia sana, dekat perbatasan. Menurut informasi yang aku dapet, dia diincar abu saif.”

Kapten Andra segera mengirim SMS ke seluruh anggotanya. Dan tepat pukul 22.00 malam semua sudah berkumpul.

“Saya akan menjelaskan singkat saja, salah satu informan yang bernama Cenderawasih berhasil disusupkan ke dalam Abu Saif Malaysia. Sayangnya penyamaran dia terbongkar dan saat ini dia diincar. Tugas kalian adalah menjemputnya di Poin Charlie. Kalian akan terjun HALO jam 0100 di DZ Alpha. Kalian akan jemput paket dan helikopter akan menjemput kalian di LZ Bravo.”

“ROE-nya pak?”,
”semua yang membawa senjata dianggap membahayakan dan kalian diizinkan menembak. kalian punya waktu 1 jam untuk bersiap.”

Semuanya pun segera bersiap, menyiapkan senjata masing-masing. Tondi Sebagai Grenadier dengan bersenjatakan SS-1 dengan pelontar granat. Toni yang merupakan SAW Gunner sekaligus Medic membawa Minimi Para dan Doni membawa M60. Hari yang merupakan Radioman menggunakan M4 serta membawa AN/PRC 77, dan Abhi Membawa SS-2 versi Pendek dengan Aimpoint. Lalu Rama dan Yudha yang merupakan Sniper, Masing-masing membawa M14 dan SR-25. Andra Sendiri Membawa M4 dengan berbagai aksesoris.

Task Force 101 Garuda

Hujan turun deras pada malam hari. Pohon-pohon dihutan pun menjadi basah. Para lelaki yang merupakan pasukan pemberontak pun bersantai. Tiba-tiba dari arah utara terlihat rumput-rumput bergoyang. Terlihat sebuah Peleton Marinir yang terdiri dari 4 tim bergerak menuju desa para pemberontak. Mereka menyelinap tanpa ketahuan sampai akhirnya posisi mereka berada tepat di pinggir desa yang posisinya lebih tinggi daripada desa itu sendiri.

Sang komandan memerintahkan 4 tim tersebut menuju posisinya masing-masing. “Alpha 1 menuju Bravo 2”,”Alpha 2 menuju Bravo 1”,”Kilo 1 Menuju Bravo 3”. Tim terakhir adalah tim yang dipimpin sang komandan. Letnan dua Andra Pramusti
Tim-tim mulai bersiap menunggu perintah komandan. Alpha 2 yang merupakan sniper dan spotternya menerima perintah untuk menembak penjaga di menara depan.
Alpha 1 mulai bersiap bergerak masuk sedangkan Kilo 1 menyebar ranjau.

Terlihat ketegangan di muka prajurit satu Jos. “kau baik-baik saja?” Tanya sersan mayor Richard, “ya pak, saya baik-baik saja. Hanya saja saya gugup karena ini misi pertama saya di lapangan. Saya tadinya hanya staff saja.”,”pernah menembak orang?” prajurit Hari heran. “belum pak.”,”Pastikan tembak 2 di dada dan 1 di kepala”

Letnan Andra Memerintahkan pasukan merangsek masuk dalam kegelapan dan kesunyian. Misi mereka sebenarnya adalah menyelamatkan 4 orang pejabat Negara yang ditawan karena pesawatnya jatuh.

Serma Richard memimpin Alpha 1 masuk dalam perlahan sambil menembaki musuh dengan pistol berperedam. Sedangkan Sersan satu satu Agus Memimpin Kilo 1 Masuk kearah rumah yang berada di tengah.

Setelah berhasil menemukan tawanan, apadaya. Posisi Tim ketahuan dan terjadi pertempuran sengit. Dalam pertempuran itu, 4 prajurit tewas. Termasuk Serma Richard yang tewas di tempat

Dan tiba-tiba semua hilang. Kapten Andra terbangun. Ternyata hanya mimpi. Mimpinya tentang misi 5 tahun yang lalu. Ia ingat bahwa itu adalah misi pertama yang dia dapatkan sewaktu masih merupakan perwira baru dan baru saja lulus dalam pelatihan untuk menjadi Yontaifib.

Ia baru sadar bahwa ia sudah tertidur selama 4 jam. Dan yang membuatnya terbangun adalah seorang Kopral yang membangunkannya.
“Pak, semua sudah berkumpul di Briefing Room. Letkol Subagyo juga sudah datang.”
Andra pun segera bergegas mengenakan seragamnya. Setelah mengambil sebuah pistol Sig Sauer P266 dan menaruhnya di Holster di pinggangnya. Ia segera bergegas”


*****

“Baik, laporan terkini yang aku terima adalah, situasi KBRI di Malaysia sudah berhasil kita kepung sehingga tidak akan ada yang bisa keluar. Dan setelah sudah di konfirmasi bahwa jumlah teroris yang menyandera Presiden, Panglima TNI dan staff-staff lainnya berjumlah 10 orang dengan persenjataan AK-47 dan M16A1. Ada pertanyaan?” seketika ruangan menjadi sunyi. Letnan Satu Tondi tiba-tiba bersuara “Unit mana yang sudah dikirim pak?”,”
Sat-81 Gultor sudah di kirim dan mereka bertugas menjaga perimeter disana. Nanti merekalah yang akan mengawal presiden sampai Indonesia lagi. Kalianlah yang akan melakukan operasi pembebasan. Kalian akan berangkat jam 06.00 persiapkan diri kalian.”

Tim pimpinan Kapten Andra pun segera bersiap-siap. Mereka akan dikirim menggunakan Hercules lalu akan menuju Lokasi menggunakan Helikopter Super Puma. Sembari menggunakan Rompi Blackhawk S.T.R.I.K.E. nya, Andra pun berujar setengah berteriak. “Hei, kalian sudah menyelamati Tondi belum? Di baru naik pangkat loh jadi Lettu!”.”wah… selamat pak!” ujar sersan satu Doni yang walaupun umurnya lebih tua 8 tahun daripada Tondi, tetapi tetap memanggilnya pak atas dasar perbedaaan pangkat.

Unit pun berangkat ke Bandara Halim Perdana Kusuma. Sebuah Unit yang merupakan Gabungan dari Personil AD,AL,AU. Sebuah Unit rahasia yang anggotanya dipilih dari Kopaska,Taifib Marinir, Denjaka, Kopassus dan Kopaskhas. Mereka merupakan Task Force Garuda.