Minggu, 28 Maret 2010

Task Force 101 Garuda. Chapter 7

BAB 7 : Baku Tembak dan Maut Mengancam

Andra membuka pintu, ia melihat 1 orang membawa AK. Orang itu sadar akan keberadaan Andra dan langsung mengangkat AK-47 miliknya. Andra dengan sigap langsung mencabut pistol P226 di kakinya dan meletakan 2 peluru 9mm ke dada orang tersebut. Sayangnya, orang tersebut sempat melepas tembakan walau tidak mengenai Andra. Akibatnya seluruh desa terbangun dan mereka menyadari adanya tamu tidak diundang dan langsung menembaki.

“Open fire! Mission compromised!”

Brad, Abhi dan Hari yang berada di luar Rumah langsung mengambil posisi berlindung. Mereka dihujani peluru kaliber 7.62 dari AK-47. Mereka membalas tembakan dan berhasil menjatuhkan beberapa musuh yang berada di atap. Tiba-tiba terdengar suara Senjata RPK yang khas menyalak. Brad yang membawa Senapan Mesin Minimi pun langsung membalas tembakan RPK tersebut.

Di dalam, Andra dan Tondi pun terlibat dalam baku tembak. Ternyata benar dugaan mereka, rumah itu penuh dengan para petinggi abu saif. Sambil menjatuhkan musuh satu persatu, mereka berdua maju terus mendekati ruangan paling ujung. Sampai disana, ruangan itu kosong. Dia bisa melihat melewati jendela, sebuah mobil dengan penumpang yang berwajah sama dengan foto target yang diberikan kepada Andra. Mobil itu pun langsung pergi. Andra langsung mengontak Yudha.

“Yudh, Musuh Kabur lewat sebelah timur posisimu, cegat dia”
“Diterima, melakukan pencegatan”

Yudha dan Rama pun langsung bergerak menuju posisi tepat di bawah kaki bukit. Disana mereka melihat Mobil yang disebut. Yudha membidik Ban depan dan Rama membidik Kap mesin.

************



Di dalam desa, Andra dan timnya tertekan. Mereka harus bergerak, kalau tidak mereka akan benar-benar dihujani peluru tanpa henti.

“Semuanya, kita bergerak keluar satu-persatu. Brad, Cover Fire!”
“Ya pak!”
“oke, Tondi, kamu duluan, sekarang!”

Brad langsung menghujani rumah di depannya yang penuh dengan musuh dengan peluru dari senapan mesinnya. Tapi makin lama, musuh makin banyak.

Andra langsung menghubungi Alex

“Eagle One, we need support. We can’t move out”
“roger that, stand by”

Tak lama kemudian, Alex dan timnya langsung datang. Mereka langsung membantu Andra dan timnya.

“Abhi, giliranmu! Cepat!”

Abhi langsung berlari. Setelah aman, Andra langsung memerintahkan Hari. Lalu dia akhirnya lari hingga tinggal Brad yang masih tertinggal.

“COVER FIRE!! BRAD! LARI SEKARANG!”

Brad lari, tapi sebelum itu, ia sempat melempar granat kearah rumah tersebut.

“DUAR!”

Setelah Brad berhasil lari, mereka semua langsung berlari keluar dari desa tersebut. Begitu agak jauh dari pintu masuk desa tersebut, Andra langsung berujar kepada Alex untuk meledakan bomnya

“alex, blow it! Now!”
“BUMMMM!”

Alex meledakan C4 yang sudah diletakan di jalan masuk desa.




“Ayo Semua, kita susul Yudha dan Rama! Alex, I’m gonna pick up my snipers. They got my package”
“All Right, I’m gonna call the base so they can pick up us now”
“Roger that, My Guys, Let’s go!”

Andra langsung berlari kearah kaki bukit. Sampai sana ia melihat 2 orang berdiri dengan senyum dan 1 orang terikat dengan kepala ditutup kain.

“pak, ini target kita”
“bagus, ayo bawa kesana. Sebentar lagi helicopter akan menjemput”

Setelah kembali ke posisi awal, Task Force Garuda dan SEALs menunggu helicopter sambil membalas beberapa tembakan yang ditembak dari arah desa. Ternyata para milisi tersebut belum menyerah. Mereka kelihatannya sadar bahwa salah satu pimpinan mereka dibawa oleh pasukan asing.

15 menit kemudian, 2 helikopter UH-60 Blackhawk dari satuan 160th SOAR datang.

Di dalamnya sudah ada penumpang 2 orang dari SEALs, 1 orang dari BIN dan 1 orang dari CIA.

“Kapten Andra, perkenalkan, nama saya Steven, saya kontak BIN di Afghanistan. Dan ini Kort dari CIA. Ayo segera masuk, saya akan menjelaskannya di dalam.”

Andra langsung memasuki helicopter

1 komentar:

abhi mengatakan...

ga usah pake gambar jal
jadi ga enak bacanya

apalagi kalo ga pas gitu(setting novel malem gambarnya siang)