Selasa, 23 Maret 2010

Task Force 101 Garuda

Hujan turun deras pada malam hari. Pohon-pohon dihutan pun menjadi basah. Para lelaki yang merupakan pasukan pemberontak pun bersantai. Tiba-tiba dari arah utara terlihat rumput-rumput bergoyang. Terlihat sebuah Peleton Marinir yang terdiri dari 4 tim bergerak menuju desa para pemberontak. Mereka menyelinap tanpa ketahuan sampai akhirnya posisi mereka berada tepat di pinggir desa yang posisinya lebih tinggi daripada desa itu sendiri.

Sang komandan memerintahkan 4 tim tersebut menuju posisinya masing-masing. “Alpha 1 menuju Bravo 2”,”Alpha 2 menuju Bravo 1”,”Kilo 1 Menuju Bravo 3”. Tim terakhir adalah tim yang dipimpin sang komandan. Letnan dua Andra Pramusti
Tim-tim mulai bersiap menunggu perintah komandan. Alpha 2 yang merupakan sniper dan spotternya menerima perintah untuk menembak penjaga di menara depan.
Alpha 1 mulai bersiap bergerak masuk sedangkan Kilo 1 menyebar ranjau.

Terlihat ketegangan di muka prajurit satu Jos. “kau baik-baik saja?” Tanya sersan mayor Richard, “ya pak, saya baik-baik saja. Hanya saja saya gugup karena ini misi pertama saya di lapangan. Saya tadinya hanya staff saja.”,”pernah menembak orang?” prajurit Hari heran. “belum pak.”,”Pastikan tembak 2 di dada dan 1 di kepala”

Letnan Andra Memerintahkan pasukan merangsek masuk dalam kegelapan dan kesunyian. Misi mereka sebenarnya adalah menyelamatkan 4 orang pejabat Negara yang ditawan karena pesawatnya jatuh.

Serma Richard memimpin Alpha 1 masuk dalam perlahan sambil menembaki musuh dengan pistol berperedam. Sedangkan Sersan satu satu Agus Memimpin Kilo 1 Masuk kearah rumah yang berada di tengah.

Setelah berhasil menemukan tawanan, apadaya. Posisi Tim ketahuan dan terjadi pertempuran sengit. Dalam pertempuran itu, 4 prajurit tewas. Termasuk Serma Richard yang tewas di tempat

Dan tiba-tiba semua hilang. Kapten Andra terbangun. Ternyata hanya mimpi. Mimpinya tentang misi 5 tahun yang lalu. Ia ingat bahwa itu adalah misi pertama yang dia dapatkan sewaktu masih merupakan perwira baru dan baru saja lulus dalam pelatihan untuk menjadi Yontaifib.

Ia baru sadar bahwa ia sudah tertidur selama 4 jam. Dan yang membuatnya terbangun adalah seorang Kopral yang membangunkannya.
“Pak, semua sudah berkumpul di Briefing Room. Letkol Subagyo juga sudah datang.”
Andra pun segera bergegas mengenakan seragamnya. Setelah mengambil sebuah pistol Sig Sauer P266 dan menaruhnya di Holster di pinggangnya. Ia segera bergegas”


*****

“Baik, laporan terkini yang aku terima adalah, situasi KBRI di Malaysia sudah berhasil kita kepung sehingga tidak akan ada yang bisa keluar. Dan setelah sudah di konfirmasi bahwa jumlah teroris yang menyandera Presiden, Panglima TNI dan staff-staff lainnya berjumlah 10 orang dengan persenjataan AK-47 dan M16A1. Ada pertanyaan?” seketika ruangan menjadi sunyi. Letnan Satu Tondi tiba-tiba bersuara “Unit mana yang sudah dikirim pak?”,”
Sat-81 Gultor sudah di kirim dan mereka bertugas menjaga perimeter disana. Nanti merekalah yang akan mengawal presiden sampai Indonesia lagi. Kalianlah yang akan melakukan operasi pembebasan. Kalian akan berangkat jam 06.00 persiapkan diri kalian.”

Tim pimpinan Kapten Andra pun segera bersiap-siap. Mereka akan dikirim menggunakan Hercules lalu akan menuju Lokasi menggunakan Helikopter Super Puma. Sembari menggunakan Rompi Blackhawk S.T.R.I.K.E. nya, Andra pun berujar setengah berteriak. “Hei, kalian sudah menyelamati Tondi belum? Di baru naik pangkat loh jadi Lettu!”.”wah… selamat pak!” ujar sersan satu Doni yang walaupun umurnya lebih tua 8 tahun daripada Tondi, tetapi tetap memanggilnya pak atas dasar perbedaaan pangkat.

Unit pun berangkat ke Bandara Halim Perdana Kusuma. Sebuah Unit yang merupakan Gabungan dari Personil AD,AL,AU. Sebuah Unit rahasia yang anggotanya dipilih dari Kopaska,Taifib Marinir, Denjaka, Kopassus dan Kopaskhas. Mereka merupakan Task Force Garuda.

Tidak ada komentar: